قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَاعِفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رضي الله عنه : إِنْ كَانَتْ الْأَمَةُ مِنْ إِمَاءِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَتَأْخُذُ بِيَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَنْطَلِقُ بِهِ حَيْثُ شَاءَتْ
(صحيح البخاري)
Rasulullah SAW bersabda :
“Maukah kukabarkan pada kaliam siapa penduduk sorga?, semua yg lemah dan tertindas dan rendah hati, jika mereka bersumpah (berdoa) dengan Nama Allah niscaya Allah kabulkan”. (Shahih Bukhari)
Berkata anas bin Malik ra : “Jika seorang budak miskin diantara penduduk di Madinah menggenggam tangan Rasul saw lalu mengajak beliau saw, maka beliau saw akan ikut kemanapun budak itu mau membawa beliau saw” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ، وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِر،ِاْلَحَمْدلُلهِ الَّذِيْ هَدَانَا، بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ، وَقَدْ نَادَانَا، لَبَّيْكَ ياَمَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وعَلىَ أَلِهِ، الحَمْدُلِله الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذاَاْلمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ اَّلذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذَا اْلمَجْلِسِ اْلعَظِيْمِ..
Limpahan puji ke hadirat Allah SWT yang telah mengumpulkan kita di dalam perkumpulan yang luhur, di dalam jamuan-jamuan keabadian kasih sayang Ilahi, Yang melimpahkan rahmatNya sepanjang waktu dan zaman, dan di majelis ini aku dan kalian dijamu dengan cahaya-cahaya kasih sayang Allah, yang maha dekat dengan hamba-hambaNya, beruntunglah mereka yang mensucikan namaNya yang maha luhur ; Allah SWT berfirman : سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأَعْلَى¤ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى (الأعلى : 1-2 ) ”Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Luhur”, mengundang setiap jiwa dan sanubari untuk mencapai keluhuran dunia dan akhirat, agar setiap nafas dan detik kehidupannya diterangkan (Diterangi) pada (oleh) cahaya keluhuran dengan mensucikan nama Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha tidak butuh disucikan karena sudah Maha Suci dan Maha memiliki segala kesucian, dan siap melimpahkan segala kesucian dan keluhuran kepada hamba-hambaNya yang mensucikan keagungan Nama Nya. سَبِّحِ اسْمَ رَبَّكَ اْلأَعْلَى ( Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Luhur ) di dalam jiwa dan sanubarimu, Dialah Allah Yang Maha Luhur dan Abadi Maha Suci dan Maha mensucikanmu dari segala dosa, Maha mensucikan kita dari segala musibah, Maha mensucikan kita dari segala kesedihan, Maha mensucikan kita dari segala hal-hal yang hina. Dialah ALLAH…Satu kalimat Nya mengundang segala keluhuran dalam kehidupan kita, satu firman ini mengundang rahasia keluhuran dunia dan akhirat ;
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأَعْلَى ¤ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى ¤ وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى ¤ وَالَّذِيْ أَخْرَجَ اْلمَرْعَى ¤ فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى ¤ ( الأعلى : 1-5
“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Luhur, Yang menciptakanmu dan melimpahkan kepadamu hidayah jalan petunjuk kebenaran dengan tuntuna Sayyidina Muhammad SAW. اَلَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى , Yang menciptakan kita dan menciptakan seluruh yang tercipata dan yang akan tercipta, dan menjadikan kehidupan sempurna dan terikat bagaikan rantai yang saling menyempurnakan satu sama lain, pria dan wanita, besar dan kecil, hewan dan tumbuhan, daratan dan lautan, matahari dan bulan, bumi dan, dan segala apa yang ada di alam semesta, dicipta oleh Allah dan disempurnakan. وَاَّلذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى , dan Yang Maha menentukan bagimu segala ketentuan, (dan hidayah) Maha menentukan pengampunan bagi mereka yang hadir di majelis dzikir, Maha menentukan kasih sayang bagi mereka yang berpuasa Ramadhan, Maha menentukan kerinduanNya bagi mereka yang rindu berjumpa denganNya. وَاَّلذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى , dan Allah SWT pula yang memberikan petunjuk dan memberikan ketentuan pada setiap makhluk yang terkecil dari sel yang terkecil, sampai bermilyar, trilyun planet yang ada di jagat raya. وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى , dan Allah SAW pula Yang memberikan hidayah, dan mashdarul hidayah (sumber hidayah yg diciptakan Allah swt) adalah Sayyidina Muhammad SAW, matahari hidayah yang tiada pernah terbenam dicipta oleh Allah SWT untuk menuntun hamba-hambaNya kepada rahmat dan kasih sayangNya.., Sayyidina Muhammad SAW.
Matahari yang kita ketahui dan kita lihat terbit dan terbenam, terus bertugas menyinari belahan barat dan timur namun matahari itu akan hilang cahayanya kelak, namun ada ciptaan Allah, matahari juga yaitu matahri yang membawa keridhaan Allah Yang Maha Abadi yaitu Nabi Muhammad SAW. اَلَّذِيْ خَلَقَ اْلمَرْعَى ¤ فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى Allah juga Yang menciptakan rerumputan dan tumbuh-tumbuhan dari apa-apa yang muncul di permukaan bumi dan (membuatnya kering saat) kemarau,(dan membuatnya tumbuh kembali dimusim) hujan, dan terus berganti-ganti untuk menguliti bumi dengan keindahan, dan Allah SWT Yang Maha Luhur juga yang menciptakan musim, yang menciptakan hujan, yang menciptakan kemarau, hingga rerumputan tumbuh kemudian berganti dengan musim semi , musim tumbuh, musim kering dan tumbuh kembali dan tumbuh-tumbuhan yang kering dan mati itu menjadi pupuk untuk tumbuhnya tumbuhan yang baru.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
سَنُقْرِئُكَ فَلاَتَنْسَى ¤ إِلَّا مَاشاَءَ اللهُ إِنَّهُ يَعْلمُ اْلجَهْرَ وَمَايَخْفَى ¤ وَنُيَسِّرَكَ لِلْيُسْرَى (الأعلى : 6- 8 “Akan Kusampaikan kepadamu tuntunan-tuntunan Alqur’an wahai Muhammad dan janganlah engkau lupa”( kalau secara bahasa). Al Imam Ibn Abbas RA di dalam Tafsir Ibn Abbas menjelaskan ayat : فَلاَ تَنْسَى إِلَّا مَاشَاءَ اللهُ (dan janganlah engkau wahai Muhammad lupa akan ayat ini”)“Bahwa Rasul SAW tidak pernah lupa setelah itu, selama-lamanya tentang ayat Al qur’an Al karim, kalimat فَلاَ تَنْسَى disini maksud Ibn Abbas adalah; Allah menjadikan Nabi tidak akan lupa selama-lamanya إِلَّا مَاشَاءَ اللهُ (kecuali waktu yang dikehendaki Allah), dan Allah sudah menjadikan hafalan Alqur’an beliau abadi.
إِنَّهُ يَعْلَمُ اْلجَهْرَ وَمَايَخْفَى “Sungguh Allah Maha Mengetahui yang terlihat dan yang tersembunyi”. Yang terlihat dari kenikmatan kita dan yang tersembunyi, yang terlihat dari musibah dan kesedihan kita dan yang tersembunyi, dan ini pun bermakna hal-hal yang telah terjadi dan yang akan datang. وَنُيَسِّرَكَ لِلْيُسْرَى “dan Allah SWT akan memberimu kemudahan sehingga kau mencapai kemudahan”. Dan ayat ini turun untuk beliau dan umat beliau SAW yang memperjuangkan dakwah beliau akan mencapai kemudahan di dalam dakwahnya kepada Allah SWT. Semoga Allah melimpahkan kepada ku dan kalian rahasia kemudahan di dunia dan akhirat, dan juga selalu melindungi kita di dalam cahaya kemudahan yang milik Allah ditumpahkan kepadaku dan kepada kalian.
فَذَكِّرْ اِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى ¤ سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى ¤ وَيَتَجَنَّبُهَااْلأَشْقَى ¤ اَّلذِيْ يَصْلىَ النَّارَ الْكُبْرَى¤ ثُمَّ لاَيَمُوْتُ فِيْهَا وَلَايَحْيَ¤ الأعلى : 9-13 “Maka berilah peringatan sampaikan kepada mereka tuntunan-tuntunan kemuliaan kalau mereka mau menerimanya اِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى ) ) jangan dipaksakan, orang yang bermaksiat jangan kau paksakan harus meninggalkan kemaksiatan, karena keinginan iman itu dari hatinya bukan dari perbuatannya, jangan di depan kita saja akhirnya tidak maksiat, di belakang maksiat lagi. Berilah mereka itu peringatan “ اِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى “ kalau membawa manfaat bagi mereka dan kalau mereka itu mau menerima kemuliaan itu. Allah berfirman سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى: “ maka orang-orang yang mau berfikir dengan keluhuran, mereka akan ingat kepada Allah SWT dan risau akan apa-apa yang terjadi di hari kemudian, di hari yang akan datang, atau di hari esoknya, atau waktu yang akan datang”. وَيَتَجَنَّبُهَا اْلأَشْقَى ¤ الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ اْلكُبْرَى , Orang-orang lain yang tidak terima akan menghindar sendiri dari kemuliaan, (dan mereka akan sampai kepada neraka yg besar) dan itu sudah disifatkan oleh Allah namun orang-orang yang baik akan meninggalkan hal-hal yang hina. Orang-orang yang baik akan meninggalkan hal-hal yang hina, orang yang tidak mau mendengar seruan-seruan kelembutan Ilahi tetap di dalam jalan kehinaan mereka, dan mereka di dalam kemurkaan Allah SWT. Semoga Allah SWT menyelamatkanku dan kalian dari kemurkaanNya, dan selalu di dalam cahaya kesucian nama Allah SWT. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى , Beruntunglah mereka yang mensucikan dirinya, maknanya dua; ” mensucikan dirinya secara bathin dari sifat-sifat yang hina, dan juga mensucikan diri dan tubuhnya dengan berzakat “. Zakat fitrah di hadapan kita sebentar lagi, zakat fitrah sudah (boleh)mulai dikeluarkan di malam pertama bulan Ramadhan, afdhalnya di malam Idul Fitri tapi kalau sudah selesai shalat Idul Fitri hukumnya tetap wajib tapi menjadi dosa, tetap wajib dikeluarkan tapi menjadi dosa, kenapa? karena telatnya. Seseorang yang terlambat mengeluarkan zakat fitrah entah lupa, entah sibuk atau lainnya masih wajib tidak ia mengeluarkan zakat fitrah? tetap wajib, tapi terkena dosa karena telah lewat dari waktunya. Demikian hadirin..,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى ¤ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (Beruntunglah mereka yang mensucikan dirinya) “Beruntunglah mereka yang mengingat nama Allah, mengingat nama pemiliknya, mengingat nama penciptanya”. وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى, (“Beruntunglah mereka yang mengingat nama Allah), dan memperbanyak shalat, melakukan shalat yang fardhu, perbanyak shalat tarawih. Semoga aku dan kalian selalu dalam kemuliaan shalat di bulan seribu sujud, di malam-malam agung ini kita melakukan tarawih 20 rakaat setiap malam berarti 40 kali bersujud setiap malam, ini berarti dalam satu bulan lebih dari 1000 kali sujud. Semoga Allah melimpahkan kepadaku dan kepada kalian rahasia kemuliaan bulan seribu sujud. بَلْ تُؤْثِرُوْنَ اْلحَيَاةَ الدُّنْيَا , Allah memberi peringatan yang lembut, namun di antara kalian masih ada yang lebih ingin kehidupan dunia dari keridhaan Ku, mereka yang kembali dari keluhuran selalu memilih hal yang dimurkai Allah, maka mereka itu di dalam kehinaan. بَلْ تُؤْثِرُوْنَ اْلحَيَاةَ الدُّنْيَا , bahkan kalian masih lebih memilih kehidupan dunia, وَاْلأَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ; dan akhirat itu jauh lebih baik dari kehidupan dunia yang sementara, karena kehidupan akhirat itu abadi. Firman Allah إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ اْلأُوْلَى ; Peringatan tentang kehidupan duniawi yang fana dan sementara ini, dan akhirat adalah kehidupan yang abadi, dan seluruh orang banyak menyeru nama Allah dan mensucikan diri, dari sejak Nabi-nabi yang terdahulu sudah Ku beritahukan, sudah Ku sampaikan إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ اْلأُوْلَى ¤ صُحُفِ إِبْرَاهِيْمَ وَمُوْسَى Tiada satu pun para Nabi dan Rasul di utus ke bumi ini kecuali memperingatkan tentang hal ini, dan pula tercantum pada shuhuf (wahyu2) yg turun pada Ibrahim as dan Musa as) bahwa kehidupan dunia akan sirna, bukan berarti tidak boleh mencari dunia, bukan berarti tidak boleh kaya raya, bahkan Rasul mendoakan Sayyidina Anas bin Malik RA agar kaya raya. Sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari : اَللَّهُمَّ اَكْثِرْ مَالَهُ وَذُرِّيَّتَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيْهِمَا “ Ya Allah perbanyaklah harta Anas bin Malik dan keturunannya, dan limpahi keberkahan pada harta dan keturunannya”. Menunjukkan bahwa meminta kekayaan kepada Allah bukan hal yang dilarang syariah, karena Sang Nabi mendoakan diantara sahabatnya kaya raya, namun yang menjadi hina disini adalah cinta keduniawian.
Hadirin hadirat.. seperti malam ini kita semua meninggalkan keduniawian kita berkumpul disini meninggalkan rumah kita dan kesibukan, duduk di majelis dzikir. Semoga aku dan kalian dalam rahasia keluhuranNya dan kebahagiaan yang abadi. Amiiin…
Sampailah kita pada hadits mulia ini, dimana Rasul SAW menyampaikan kepada kita : أَلَاأُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ اْلجَنَّةِ؟ كُلُّ ضَعِيْفٍ مُتَضَاعِفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ “ Maukah kalian ku kabarkan tentang penduduk sorga itu siapa? , “Orang-orang lemah, orang-orang miskin, orang-orang tertindas..,(jika mereka berdoa dan bersumpah atas nama Allah niscaya dikabulkan Allah) Al Imam Ibn Hajar Al ‘Atsqalani Hujjatul Islam Wa Baraakatul Anam di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari, mensyarahkan makna hadits ini bahwa maksud dari ucapan bukan hanya orang yang lemah dan tertindas, bahkan orang-orang shaleh yang merendahkan dirinya tidak terlihat dan termasyhur, tapi dia shalihin maka orang-orang seperti ini termasuk dalam hadits tsbhadits itu menurut Al Imam Ibn Hajar Al ‘Atsqalani, “ hati-hati kata Rasul SAW, kalau mereka itu berdoa dan bersumpah dengan nama Allah, pasti Allah kabulakan. Apa maksud dari hadits ini? Hati-hati dengan fuqara’, jangan musuhi fuqara’, jangan marah kepada fuqara’, bukankah kita sudah mendengar firman Allah :
فَأَمَّا اْليَتِيْمَ فَلاَ تَقْهَرْ ¤ وَأَمَّا السَّائِلَ فَلاَ تَنْهَرْ ( الضحى : 9-10 ) maka terhadap anak-anak yatim jangan kau hardik, dan orang-orang miskin jangan kau marahi, jangan kau usir demikian hadirin firman Allah kepada kita. Dan hadits ini jelas, diriwayatkan dalam musnad Imam Ahmad yang memperjelas makna hadits ini : رُبَّ أَشْعَثٍ مَدْفُوْعٍ بِاْلأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ “Hati-hati terhadap para pengemis yang diusir di pintu-pintu rumah sebagian orang, kalau mereka bersumpah atas nama Allah maka Allah kabulkan doanya”. Demikian peringatan Sang Nabi kepada kita untuk berlemah lembut kepada fuqara’. Hadirin hadirat…Allah SWT juga berfirman di dalam hadits qudsy Al Imam Muslim di dalam Shahihnya ; “ Bahwa jika Allah SWT berhadapan dengan hamba-hambaNya seraya berfirman: يَا ابْنَ آدَمَ إِنِّيْ جَائِعٌ فًلَا تُطْعِمُنِيْ wahai keturunan Adam Aku ini lapar di kehidupan dunia dan kau tidak memberiKu makan, maka hamba-hambaNya berkata : يَارَبِّ كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ اْلعَالَمِيْنَ Rabbi, bagaimana aku memberiMu makan sedangkan Engkau Rabbul ‘Alamin? , maka Allah berkata :
اِسْتَطْعَمَكَ عَبْدِيْ فُلاَنْ فَلَمْ تُطْعِمْهُ أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِيْ “HambaKu fulan mengemis kepada mu dia kelaparan dan kau tidak memberinya makan, taukah kamu jika kamu memberinya makan, makanan itu sampai kehadapan Ku?”, maksudnya bukan sampai makanannya, tetapi perbuatan mulia itu dimuliakan oleh Allah.
Hadirin hadirat… oleh sebab itu hati-hati terhadap fuqara’ ini bulan Ramadhan bulan kedermawanan Allah SWT, dan orang yang paling dermawan Nabi Muhammad SAW dan beliau pula lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan . Sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ; Ketika Makhramah RA yang sudah lanjut usia, seorang kakek miskin bersama anaknya, dia berkata kepada anaknya : Anakku…ini Rasul sedang bagi-bagi untuk fuqara’, maka kita datang nanti saja karena kalau sekarang masih penuh orang antri, maka anaknya berkata: Wahai Ayah nanti kalau sudah selesai penutupan, habis pembagian bagaimana dengan kita datang terlambat. Maka Ayah berkata : sabar saja wahai anakku, nanti kita datang setelah orang sepi.., kira-kira begitu. Lalu datanglah mereka setelah pembagian selesai dan Rasulullah telah masuk ke rumah. Maka berkata Makhramah RA : Wahai putraku panggilkan Rasulullah SAW. Maka putranya berkata : “Ayah..aku memanggil Rasulullah SAW untuk ayah, Rasulullah ku panggil!!?? Sudah masuk kita sudah terlambat datang pembagian salah kita sendiri datang telat, Rasul sudah masuk lalu aku panggil lagi?! Ya memang salah kita datang terlambat”, kira-kira begitu. Maka ayahnya ( Makhramah RA ) berkata : يَابُنَيَّ إِنَّهُ لَيْسَ بِجَبَّارٍ Wahai anakku Rasulullah SAW itu lembut, bukan orang yang bengis dan suka menolak orang-orang yang meminta, panggil beliau… Maka putranya berkata : Assalamu’alaikum Ya Rasulullah… ini Makhramah dan putranya kami datang terlambat. Kemudian Rasulullah SAW keluar dan berkata : “wahai Makhramah ini bagianmu, aku tidak lupa engkau wahai Makramah, kusisihkan…” Rasul SAW tidak lupa nama-nama fuqara’ di Madinah Al Munawwarah, dilihat ketika pembagian fuqara’ si fulan tidak ada..si fulan tidak ada, maka disimpankan. Kalau kau tidak datang maka ku antar ke rumahmu wahai Makhramah, kau datang terlambat ini ku siapkan tidak ada yang ku lupakan. Demikian indahnya Sayyidina Muhammad SAW. Lanjutan Hadits ini (hadits pembahasan utama) : أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّار … Maukah ku kabarkan kepada kalian siapakah penduduk neraka itu? عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِر Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan; “makna Utullin Jawwathin Mutakabbir adalah orang yang makan minum sendiri dan tidak peduli terhadap fuqara’ dan tidak mau peduli terhadap orang miskin. Orang-orang yang sombong, makan minum sendiri dan tidak mau tau tentang orang-orang miskin, dan mereka itu selalu berucap dengan kalimat-kalimat yang sombong, mereka itu penduduk neraka kata Rasul SAW. مُسْتَكْبِر (orang yang sombong) Na’udzubillah semoga Allah menjaga kita dari sifat sombong. Manusia yang paling indah Sayyidina Muhammad SAW…Diteruskan hadits ini terikat dengan riwayat Anas bin Malik ra tentang indahnya Nabi SAW, Rasul SAW itu orang yang paling sopan dan ramah. Kalau seandainya salah seorang budak di kota Madinah, budak..disana itu kan masih zaman perbudakan, dan zaman perbudakan itu kikis dan sirna setelah kebangkitan Islam. Karena dengan Islam inilah kikis dan sirnanya perbudakan.
Perlu saya jelaskan masalah perbudakan, sebagian mereka musuh-musuh Islam menjelaskan bahwa Islam memperbolehkan perbudakan. Beda, perbudakan muslimin yang ada di dalam Syariah dengan perbudakan di luar muslimin. Perbudakan di dalam Islam itu adalah orang-orang yang melawan muslimin dan memerangi muslimin dan tidak mau masuk Islam maka mereka dijadikan budak, tidak dimasukkan ke penjara. Tidak ada di dalam Islam namanya orang-orang di penjara karena memerangi muslimin tapi dijadikan budak, wah kejam sekali dijadikan budak??, sebentar! budak di dalam Islam fahami dulu…, Rasul SAW memerintahkan sebagaimana sabdanya SAW riwayat Shahih Al Bukhari :” beri makan budak kalian sebagaimana makanan kalian, kalau kalian makan apa beri makanan yang sama dan jangan bentak-bentak dia”. Dan Riwayat Al Imam Bukhari di dalam kitab Adab Al Mufrad , salah seorang sahabat membentak budaknya (sedangkan) dibelakangnya Rasulullah SAW, Rasulullah SAW bersabda : bertakwalah kepada Allah wahai Hamba Allah..!), maka sahabat itu berbalik melihat Rasulullah SAW dan berkata : Ya Rasulullah SAW, mohon maaf aku menghardik budak, maka berkata Rasul SAW : Kau sudah tau bukan apa yang harus engkau perbuat? Sahabat menjawab: Tahu ya Rasulullah, aku bebaskan dia. Menghardik budak bebas budaknya, ini tuntunan Sayyidina Muhammad SAW. Hidup satu rumah, makan sama dengan tuannya, tidak dipaksakan masuk Islam, dimana hadirin hadirat ajaran di barat dan timur mengajarkan orang yang memerangi kita suruh tinggal serumah, suruh makan bersama kita, tidak dipakasakan masuk Islam. Inilah indahnya perbudakan di dalam Islam. Dan setiap kali ratusan hadits dalam riwayat yang tsiqah ataupun shahih yang menjelaskan “ Barang siapa yang melepaskan budak…, barangsiapa yang membebaskan budak…, barangsiapa yang melepaskan budak…,barangsiapa, barangsiapa, terus dan terus…akhirnya perbudakan sirna dengan kebangkitan Islam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Berkata Sayyidina Anas bin Malik RA, (disaat itu) masa perbudakan masih belum sirna, kalau budak-budak yang datang dari Habsyah atau dari mana-mana yang diperjualkan di Madinah itu memegang tangan Rasululullah SAW , maka Rasululullah SAW ikut dibawa pergi kemanapun oleh para budak itu. Al Imam Ibn Hajar RA berkata bahkan diantara mereka mengajak Nabi untuk ke luar Madinah, maka Nabi ikut sampai ke luar Madinah. Nabi SAW tidak mau melepaskan tangan orang yang masih menggenggam tangan beliau SAW walaupun seorang budak. Diajak budak kesana ikut, sampai ke luar Madinah ditarik ikut. Demikian indahnya budi pekerti Rasulullah SAW.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Hari-hari mulia.. kita di hari mulia ini yaitu tepatnya tanggal 10 Ramadhan malam 11 Ramadhan. 10 Ramadhan ini adalah Fath Makkah, Fath Makkah dimana Rasul SAW tahun ke-8 Hijriah sebagimana diriwayatkan di dalam Shahih Muslim dan lainnya, bahwa Rasulullah SAW sudah mengadakan perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang kuffar Qurays, yang pada saat Rasul SAW ingin masuk ke kota Makkah pada tahun 6 Hijriah bulan Dzulqa’dah yang disebut Perjanjian Hudaibiyah atau Baiatur Ridwan, di saat itu Rasul SAW ditahan oleh kuffar Qurays tidak boleh masuk, Rasulullah SAW berkata kami ingin masuk dengan damai, mereka mengatakan tidak boleh masuk. Kami masuk cuma mau tawaf, sa’i dan umrah setelah itu keluar, tetap tidak boleh masuk. Maka Sayyidina Umar bin Khattab RA berkata Ya Rasulullah : أَلَسْنَا مُسْلِمِيْنَ؟ (bukankah kita ini muslimin?), bukankah mereka itu musuh-musuh dan mereka itu telah menghalangi kita untuk masuk ke kampung halaman kita sendiri…kita perangi saja jumlah kita 1500, saat itu di Hudaibiyah. Maka Rasulullah berkata : tidak!, kita tetap pada tempat kita menunggu perintah Allah, menunggu perintah Allah sampai akhirnya persediaan minuman mereka habis. Maka saat itu Rasul SAW meminta air, dibawakan bejana air maka berdirilah Nabi SAW dan kemudian Rasul SAW duduk mau minum, para Sahabat sudah mengerubuti, Rasul SAW bertanya: kenapa kalian?, Ya Rasulullah ..tidak ada lagi air kecuali ini, kalau kau minum, habis tidak ada lagi air. Rasulullah SAW mengulurkan tangannya ke dalam bejana itu, mengalirlah air dari jari- jari Rasulullah“شَرِبْنَا وَتَوَضَأْنَا شَرِبْنَا وَتَوَضَّأْنَا “ demikian riwayat shahih Bukhari kami minum, kami wudhu, kami minum, kami wudhu. Satu, dua, tiga, empat.., 1500 muslimin yang minum dan wudhu dari air yang mengalir dari jari-jari Rasulullah SAW. Dan diriwayatkan لَوْ كُنَّا مِائَةَ اَلْفٍ لَكَفَى ( Kalau seandainya jumlah kami 100 ribu pun akan mencukupi) daripada air yang keluar dari jari-jari Sang Nabi. Hal itu perhitungkan kalau kita, jika air untuk minum dan wudhu tarulah 2 liter tiap orang dikalikan 1500 orang, 3000 liter keluar dari jari-jari Muhammad Rasulullah SAW, inilah mu’jizat Sang Nabi SAW .
Hadirin hadirat..Ketika para Muhadditsin ( Ahli Hadits) dan para fuqahaa’ ( Ahli Fiqh) memperjelas tentang hukum air, hukum air mana yang paling afdhal, air yang paling afdhal adalah air zamzam namun air yang keluar dari jari-jari Rasulullah lebih afdhal dari air zamzam, karena air zamzam keluar dari bumi, tapi air itu keluar dari jari-jari Sayyidina Muhammad SAW Wabaaraka ‘alaih wa ‘alaa Alih. Dan Rasulullah SAW setelah perjanjian Hudaibiyah kembali ke Madinah karena tidak diijinkan untuk masuk ke Makkah. Dua tahun kemudian masuk ke Makkah dengan 10.000 ribu Muslimin muslimat diantaranya, dan Rasul SAW meberikan panji di tangan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallah Wajhah dari Muhajirin, dan dari Anshar salah seorang Anshar RA .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Di malam Fath Makkah Abu Sofyan buru-buru masuk Islam, ini cara dakwah Nabi Muhammad SAW. Abu Sufyan pimpinan Makkah, datang masuk Islam di malam Fath Makkah karena sudah melihat puluhan ribu muslimin yang mau masuk Makkah, kalau tidak buru-buru masuk Islam, habis!!, kira-kira begitu. Abu Sufyan datang, maka Abu Sufyan risau gimana mau ketemu Rasulullah Karena Rasulullah dikelilingi ratusan kemah para Sahabat, demikian riwayat Sirah Ibn Hisyam. Maka Abu Sufyan ini ditolong oleh Abbas bin Abdul Mutthalib RA atau salah seorang Sahabat lainnya, kemudian kata Sayyidina Abbas RA : Mau apa engkau datang kesini, nggak salah kau kan pimpinan Makkah datang kesini mau apa? dia (Abu Sufyan) berkata : Aku mau masuk Islam. Kalau kau mau masuk Islam kau datang kepada Rasulullah naik ke kuda Rasulullah, tapi bagaimana orang-orang yang akan menghalangiku?, mereka pasti akan membunuhku. Tidak akan ada yang menyentuhmu kalau kau di atas kuda Rasulullah SAW, karena mereka tau kau adalah tamu Rasulullah SAW, maka Abu Sufyan berjalan sampai ke depan kemah Rasulullah SAW. Para Sahabat melihat Abu Sufyan di atas kuda Rasul SAW, di depan kemah berdiri Sayyidina Umar bin Khattab RA, seraya berkata : Abu Sufyan datang juga !!kau datang sendiri menyerahkan nyawamu, kecuali (tak akan selamat) seperti (mustahilnya) masuknya onta ke lubang jarum tidak bisa lepas dari pedangku sekarang. Maka Rasulullah SAW berkata: Lepaskan wahai Umar, lepaskan..maka Sayyidina Umar melepaskannya. Abu Sufyan! Apa yang kau mau? Abu Sufyan berkata aku selalu terusir dari hidayah, maka Rasul SAW berkata: kau yang mengusir dirimu dari hidayah. Hidayah ditawarkan kepada semua hamba Allah, maka ia pun masuk Islam dan kembali ke Makkah.
Masuklah Muslimin ke Makkah Al Mukarromah pada hari Jum’at tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriah melalui segala penjuru Makkah, maka di saat itu berkatalah Abu Sufyan pimpinan Makkah (riwayat shahih Muslim) yang sudah masuk Islam : “Ya Rasulullah, Mahkota kekuasaan quraisy sudah diserahkan padamu, tidak ada lagi quraisy yang akan memerangimu setelah hari ini “. Maka Rasulullah berkata : بَيْتَ أَبِيْ سُفْيَانَ فَهُوَ آمِنٌ مَنْ دَخَل ( yang masuk rumah Abu Sufyan dia aman) ,indahnya akhlak Nabi Muhammad SAW. Maka kaum Anshar berkata di dalam hati dan saling bisik satu sama lain, Rasulullah ternyata sudah kembali ke kampungnya di Makkah, ya sudah kita pulang ke Madinah. Maka saat itu turunlah wahyu, diriwayatkan di dalam Shahih Muslim berkata Abu Hurairah RA: إِذَا نَزَلَ اْلوَحْيُ لاَ أَحَدُ مِنَّا يَرْفَعُ طَرَفَهُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ , kalau sudah turun wahyu tidak satu pun diantara kami mampu mengangkat kepala melihat wajah Nabi Muhammad SAW dan saat itu cahaya terang benderang dan rahasia cahaya kewibawaan Ilahi menundukkan seluruh makhluk hingga tidak bisa mengangkat kepala di hadapan Sayyidina Muhammad SAW. Setelah turun wahyu Rasulullah SAW berkata Yaa ma’syaral Anshar ( Wahai kaum Anshar), orang Anshar berkata Labbaik Yaa Rasulullah ..Kalian telah mengatakan bahwa aku ini sudah memilih quraisy untuk disini dan akan tinggal di Makkah!!! Maka Rasulullah SAW berkata : كَلاَّ إِنِّي عَبْدُاللهِ وَ رَسُوْلُهُ إِنَّيْ هَاجَرْتُ إِلَى اللهِ وَإِلَيْكُمْ وَاْلمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَاْلمَمَاتُ مَمَاتُكُم “Sungguh tidak!! aku ini hamba Allah dan RasulNya, aku hijrah kepada Allah ke kampung kalian yaitu Madinah Al Munawwarah, hidup dan mati ku bersama kalian”. Maksudnya apa? Aku (Nabi Muhammad SAW) setelah ini akan kembali ke Madinah dan aku akan wafat di kampung kalian di Madinah Al Munawwarah. فَأَقْبَلُوْا إِلَيْهِ يَبْكُوْنَ ( maka kaum Anshar menangis karena gembira dan mereka mengerubuti Rasulullah SAW), (Shahih Muslim). seraya menangis dan berkata : Ya Rasulullah bukan apa-apa, kami cuma takut kehilangan engkau, kau sudah kembali ke Makkah tempat kelahiran mu, kami sudah hidup bersama mu bertahun-tahun, delapan tahun kami menerima mu saat semua kaum menolak mu, dan kami takut berpisah dengan mu Ya Rasulullah (Syarah Nawawi ala shahih Muslim). Maka Rasulullah berkata “ Laa” aku akan kembali kepada kalian, hanya sebentar ke Makkah dan kembali ke Madinah Al Munawwarah. Demikian indahnya Sayyidina Nabi Muhammad SAW, orang yang mengenal keindahan beliau tidak menjauh dari beliau.
Sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari, ketika menjeritnya batang pohon kurma yang ketika Rasulullah SAW berpindah dari bersandar padanya, pohon itu menjerit dan menangis sehingga terdengar oleh semua para Sahabat, bagaimana batang pohon kurma itu menjerit dan menangis, maka Rasul SAW turun dan memeluk batang pohon kurma itu, maka tangisnya bagaikan tangis bayi yang ditenangkan ibunya, dan perlahan-lahan mulai diam (Shahih Bukhari). Disampaikan oleh Guru Mulia kita Al Al Mufassir Al Musnid Al ‘Allamah Al Habib Umar bin Hafidz alaihi ridhwanullah (semoga baginya keridhoan Allah swt) di dalam kitabnya, Beliau menjelaskan bahwa ; bayangkan sebatang pohon kurma ini yang tidak mau menjauh dari Rasul SAW, padahal cuma berdekatan beberapa hasta saja Rasulullah pindah, tapi dia tidak mau jauh dari Nabi Muhammad SAW, dan perhatikan cinta Rasul SAW kepada yang mencintainya dan merinduinya walau hanya batang pohon kurma, maka datanglah Rasul SAW dan memeluk batang pohon kurma itu seraya menangis tersendat-sendat dan akhirnya terdiam tangisnya. Demikian indahnya budi pekerti Nabi Muhammad SAW itu terhadap batang pohon kurma, lebih pada ummatnya yang merindukan Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT memuliakan kita dengan rahasia keluhuran, rahasia kebahagiaan. Ya Rahman Ya Rahim.. demi kemuliaan bulan Ramadhan agung ini, demi kemuliaan Fath Makkah, demi kemuliaan Badr Al Kubra, demi kemuliaan Nuzul Al Qur’an, demi kemuliaan Lailatul Qadr, demi kemuliaan seluruh anugerahMu yang Kau limpah ruahkan, demi kesucian namaMu Yang Maha Luhur..Singkirkan seluruh dosa-dosa kami, pastikan hari esok kami lebih indah dari hari ini dunia dan akhirat, dzaahiran wa bathinan…